Diving Diving Diving! - thoriqaziz.com

thoriqaziz.com

Do your hobby

Diving Diving Diving!

Share This
“Apa arti Selam?”, “Diving!”
“Apa arti Selam?”, “Diving!”
“Apa arti Selam?”, “Diving!”
“Waspada Dira?”, “Anuraga!”
“Waspada Dira?”, “Anuraga!”
“Waspada Dira?”, “Anuraga!”
Kalimat kalimat itulah yang seringkali diucapkan baik ketika hendak nyelam, selesai nyelam, selesai briefing, dan hendak/selesai acara-acara yang lain. Bahasa akrabnya, semacam jargon lah. :D

Beberapa waktu lalu, saya bersama rekan-rekan Pelatihan Selam Reguler A1 melakukan Latihan Selam di Perairan Terbuka (LPT) dengan didampingi para mentor yang luar biasa yang dalam hal ini adalah anggota Fisheries Diving Club (FDC) IPB di Kepulauan Seribu.
Latihan di Perairan Terbuka ini merupakan puncak dari Pelatihan Selam Reguler A1. Sebelumnya, semua peserta harus melewati Latihan di Kolam (LKK) selama 3 x pertemuan. Di tiap pertemuan peserta belajar selam scuba (Scuba Diving) sebanyak 2x. Di sela-sela selam Scuba ini, peserta dibekali keterampilan berenang menggunakan Alat Dasar Selam (ADS) yang terdiri dari Masker, Snorkel, dan Fin (kaki katak), keterampilan body trappen, floating, dan lain-lain. Keterampilan-keterampilan ini memang wajib dikuasai, karena bakal digunakan ketika menyelam. Ketika akan ‘terjun’ ke air pun ada caranya sendiri, jadi tidak asal-asalan. Hal ini juga yang pertama kali diperkenalkan kepada para peserta pelatihan sebelum menyelam. Selain latihan di kolam, peserta juga dibekali pengetahuan dasar seputar penyelaman melalui pertemuan di kelas (Pengantar Akademik Penyelaman) selama 3 x pertemuan. Karena, olahraga selam memiliki risiko yang besar apabila dilakukan secara sembarangan (tanpa ilmu). Risikonya sendiri lebih erat hubungannya dengan THT.
LPT diselenggarakan selama 3 hari (27-29 Desember 2013) di Kepulauan Seribu. Kami semua berangkat dari Darmaga, Bogor sekitar pukul 03.30 am. Tiba di Muara Angke sekitar pukul 06.00 am dan langsung naik kapal untuk siap-siap melakukan penyeberangan ke Pulau Pramuka (bagian dari Kepulauan Seribu).

Day 1
Kami tiba di Pulau Pramuka sekitar pukul 09.30 am dan langsung menuju penginapan yang telah disediakan panitia. Dilanjutkan istirahat sebentar sambil disuguhi makanan berat (bukan nasi) untuk persiapan aklimatisasi (penyesuaian) pada pukul 10.30 nanti. Apa itu aklimatisasi?? Hmmm.. mengenai deskripsi lengkapnya mungkin bisa digoogling kali ya, tapi intinya (yang saya tangkap sih) penyesuaian dengan laut sebelum melakukan penyelaman. Jadi semua peserta berikut mentor-mentornya turun semua ke laut untuk berenang (tanpa menggunakan ADS) dengan jarak yang sudah ditentukan panitia. Kemudian, dilanjutkan berenang dengan ADS (snorkeling). Aklimatisasi dilakukan di Dramaga Pulau Pramuka. Kesan aklimatisasi ini sungguh ‘wow’. Serasa makan banyak garam usai aklimatisasi ini. Makan garam disini yaaa bisa diartikan menambah pengalaman, tapi berarti juga seperti habis makan garam (red: minum air laut hehe). Tapi ga bisa dipungkiri juga keseruannya, hehe. Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari aklimatisasi ini. Pertama, seringkali kita sudah membatasi kemampuan diri kita sebelum mencoba dengan melabeli diri kita dengan asumsi ‘wah, kayaknya ga mampu nih kalo bakal begini bla bla bla’. Perasaan itu juga yang sempat menghinggapi diri saya sebelum terjun ke laut. Tapi semangat positif ‘pasti bisa’ tak pernah tertinggal alias saya bawa terus hehe. Dan alhasil, saya ternyata mampu juga tuh (ga berhenti tengah jalan). Dari sini saya jadi inget kata-kata motivator bahwa ‘you are what you think’. Kedua, jangan pernah takut mencoba. Lebih baik mencoba meskipun akhirnya gagal daripada belum mencoba sama sekali. Karena jika tidak pernah mencoba tidak akan pernah tau hasilnya. Ketiga, ketika berenang tak perlu terburu-buru agar sampai (kecuali emang lomba balapan renang hehe), yang terpenting adalah kamu nikmati saja prosesnya.
Usai aklimatisasi, kami langsung persiapan untuk sholat jumat. Habis jumatan, lanjut ke acara berikutnya yaitu makan siang dengan dilanjutkan Selam Scuba di tempat aklimatisasi tadi sebanyak 2 x berturut-turut atau bergantian (dari siang hingga sore). Cukup lama juga ya? Tapi percaya deh, kalo udah nyelam tu waktu rasanya cepet banget, ga terasa udah berapa lama gitu hehe. Penyelaman di hari pertama ini memang sengaja dilakukan di dramaga karena jika langsung dilakukan di spot-spot penyelaman takutnya akan merusak alam bawah laut mengingat peserta yang baru pertama kali nyelam di laut (latihan dulu hehe).
Di Selam Scuba pertama ini, peserta mempraktikkan apa yang telah diperoleh selama latihan di kolam. Mulai dari duduk netral, mask clearing, regulator finding atas (RFA), regulator finding bawah (RFB), netral 45, netral 90, mengatur bouyancy, dkk (lupa, hehe). Tak ketinggalan juga, sebelum menyelam masing-masing peserta harus mempersiapkan alat-alat selamnya sendiri mulai dari pemasangan regulator ke tabung, tabung ke BCD, dan seterusnya. Berhubung penyelaman di dramaga ini dua kali, maka di masing-masing penyelaman sedikit ada perbedaan, yaitu jika di penyelaman pertama alat-alat selam dipakai di darat, maka penyelaman kedua alat-alat selamnya harus dipakai di laut. Sebenarnya tak sulit juga memang jika memasang peralatan selam di laut, yaaa karena sudah diajarkan ketika latihan di kolam, hehe. Ada perbedaan memang antara menyelam di kolam dengan di laut. Ketika di laut, untuk mendapatkan bouyancy cenderung lebih mudah, dan ini jadi salah satu keuntungannya. Namun yang tak boleh dilupakan adalah adanya arus, meskipun di saat-saat tertentu arus bisa bersahabat. Kebetulan pada saat penyelaman pertama, arusnya cukup kuat, sehingga bagi saya pribadi sulit ketika hendak melakukan netral 45. Karena badan selalu condong kebawa arus ketika melakukan netral 45. Usai penyeleman pertama, ada briefing untuk membahas kendala-kendala sekaligus solusi pada saat penyelaman. Briefing selesai lanjut ke penyelaman kedua dengan materi yang tak jauh berbeda dengan penyelaman pertama. Overall, dengan kedua penyelaman ini dari saya pribadi mulai terbiasa menyelam di laut, bisa dibilang tak ada kendala serius :D . Malam harinya, semua peserta kumpul bersama seluruh panitia dan mentor untuk briefing. Setiap peserta menyampaikan kendala yang dihadapi selama penyelaman. Kemudian dilanjutkan dengan pengarahan para mentor berikut solusi-solusi terhadap kendala yang dihadapi peserta. Briefing selesai, dan saatnya istirahat.
Suasana di Dramaga, Pulau Pramuka di sore hari

Briefing sebelum turun

Giant Strike

Sunset di hari pertama (Dramaga, Pulau Pramuka)

Day 2
Hari kedua, agendanya ‘wow’ sekali, yakni selam scuba 2 kali, yaitu di pulau air dan di pulau panggang plus snorkeling di sela-sela penyelaman. Kedua penyelaman ini dilakukan secara terpisah. Penyelaman di Pulau Air dilakukan pagi hingga siang, sedangkan di pulau panggangnya dilakukan pada sore harinya.
Persiapan sebelum berangkat ke Pulau Air

Briefing oleh mentor

Penyelaman di Pulau Air
Menikmati keindahan bawah laut di pulau air ini sebetulnya memang bukan yang pertama kalinya bagi saya. Namun bedanya, waktu pertama kali dulu saya hanya bermain snorkeling, itupun saat masih belum tau teknik-tekniknya (baca selengkapnya di Snorkeling di Pulau Pramuka). Namun untuk yang kedua ini, selain bermain snorkeling saya juga bisa menikmati keindahan bawah laut di kedalaman > 5 meter dengan lebih dekat sekaligus bisa bercengkerama dengan hewan & tumbuhan laut yang ditemui. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Bayangkan saja, jika keseharian anda selalu berada di darat, nah sekarang anda berada di dunia yang berbeda (bawah air) dengan aktivitas yang berbeda pula. Namun, saat penyelaman di pulau air ini ada kendala yang saya hadapi. Yakni ketika selesai menikmati keindahan bawah laut di kedalaman +- 10 meter dan pindah ke kedalaman 5 meter, tiba-tiba badan saya kebawa keatas alias mengapung. Ini terjadi karena ketika kedalaman semakin kecil, itu mengakibatkan tekanan juga semakin kecil sehingga volume udara yang ada di BCD juga harus dikurangi agar tidak mengapung. Padahal, sebelum naik ke permukaan setiap penyelam harus melakukan safety stop di kedalaman 5 meter selama 3 menit dan 5 menit di kedalaman 3 meter. Ini bertujuan untuk mengeluarkan udara nitrogen dari dalam tubuh kita. Karena ketika kita menghirup udara dari tabung, sebenarnya itu adalah campuran antara oksigen dan nitrogen. Jika nitrogen tidak dikeluarkan, akan menjadi gelembung-gelembung udara di dalam tubuh kita dimana itu tidak baik untuk kesehatan. Akhirnya, ada seorang mentor lain yang turun dari kapal dan mengajak saya untuk melakukan safety stop. Namun, lagi-lagi gagal alias belum sempat selesai karena sisa tekanan di tabung yang hampir habis (tidak cukup untuk beberapa menit). Selain itu, telinga kiri juga terasa sakit karena belum berhasil popping saat di bawah air. Akhirnya, mentor menyuruh saya untuk melakukan safety stop yang lebih lama di penyelaman berikutnya sekaligus sering melakukan popping baik ketika turun atau naik.



Penyelaman di Pulau Panggang
Di penyelaman yang kedua terus terang saya lebih fokus ke popping, untuk menghilangkan rasa sakit di telinga saya. Dan alhamdulillah, selama penyelaman kedua saya berhasil mengkondisikan diri sendiri, mulai menangani telinga yang terasa sakit, mengatur BCD sampai nyaman, dan sebagainya. Saat telinga sakit, saya hanya perlu sedikit mengayuh fin agar naik keatas sambil popping. Setelah enakan, lanjut lagi turun kebawah. Begitu seterusnya sampai ke dasar. Selama di bawah air, komunikasi antara peserta dan mentor dilakukan dengan menggunakan kode penyelaman. Ketika sudah oke semua, selanjutnya adalah jelajah, aktivitas yang paling saya sukai ketika dibawah air. Bagaimana tidak, jelajah ini berarti menjelajahi keindahan bawah laut, melihat hewan & tumbuhan laut dari dekat, bercengkerama dengan semua yang ditemui (kecuali yang memang tidak boleh disentuh) dan lain-lain. Usai jelajah, kami melakukan safety stop di kedalaman 5 meter selama lebih kurang 3 menit. Disitu kami memegang karang (yang memang bisa disentuh) sebagai pegangan agar tidak bergerak kemana-mana. Yang kami lakukan hanya diam santai di tempat sambil melihat pemandangan sekitar. Setelah selesai, kami langsung naik ke permukaan dan kembali ke kapal untuk balik menuju penginapan.
Pada malam harinya diadakan kumpul bareng. Kumpul disini tidak seperti malam sebelumnya, karena lebih mengarah ke pesan dan kesan selama kegiatan pelatihan ini. Ini menandakan bahwa sudah tidak ada penyelaman lagi di hari ketiga.
Berangkat ke Pulau Panggang

Sebelum turun ke dasar


Sunset di hari kedua dari perahu


Day 3
Menjelang pagi saya gunakan berkeliling pulau sambil berburu sunrise. Setelah dapat langsung kembali ke penginapan untuk beristirahat full demi mengembalikan kondisi badan yang capek. Selama perjalanan pulang pun, saya pake tidur baik ketika berada di kapal maupun bus. Hal ini memang sengaja saya lakukan. Karena selain faktor capek, esok harinya saya ada dinas kantor ke Gorontalo pagi-pagi buta. Jadi, saya harus berangkat pagi-pagi dari Bogor agar sampai di bandara tepat waktu.
Sunrise di hari ketiga (Pulau Pramuka)

Pengalaman diving ini sungguh menjadi pengalaman yang luar biasa sekaligus menjadi penutup akhir tahun 2013 yang mengesankan. Terus terang, diving ini memang sudah menjadi target 'bidikan' saya sejak tahun 2009 yang baru tersalurkan di tahun 2013. Alasannya simpel, karena hobi saya berenang (hobi tidak berarti jago lho) dan penasaran dengan yang namanya diving. Saya mengenal diving ini dari klub diving IPB (FDC-IPB). Namun sayangnya FDC ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. So, saya yang dari Fakultas MIPA tidak bisa bergabung. Kalo jodoh ga bakal kemana. Ya, 4 tahun berselang akhirnya waktu mempertemukan saya dengan olahraga yang satu ini (alhamdulillah). Special thanks untuk temen sekelas TPB (Arinta MSP'46), karena berkat informasi dari dia akhirnya bisa ikut kegiatan ini. Terima kasih juga untuk semua panitia, mentor atas ilmu, bimbingan, dan masih banyak lagi kepada penulis khususnya, para peserta umumnya. Akhir kata, ada sedikit pesan yang ingin saya sampaikan -> ketika kamu memiliki sebuah mimpi, kejarlah mimpi itu sampai dapat. Jangan takut gagal. Allah tidak akan memberikan kita mimpi tanpa mempersenjatai kita untuk menggapainya. Berdoa selalu agar mimpi itu dapat kita raih. Saya masih ingat dengan kutipan seseorang yang cukup menginspirasi saya sampai sekarang, “Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti apa yang kamu inginkan. Luaskan pikiranmu selalu, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan. Hidup sungguh terlalu sayang untuk dilewatkan”.
Sekian cerita saya, semoga bermanfaat.
Terima kasih sudah mampir dan menyempatkan untuk membaca. InsyaAllah jika ada kesempatan akan diperbaiki lagi tulisannya terutama berkenaan dengan dokumentasi selama kegiatan. :)

Catatan: Penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan baik typo, nama istilah dalam penyelaman, ataupun semacamnya.



Baca juga: Pengalaman Terbang Tundem Paralayang di Puncak.

1 comment:

  1. Ikut dive trip ke sini bro www.indonesiadivesafaris.com

    ReplyDelete

Pages